Perjalanan Shilva

Jumat, 11 Maret 2011

Sepeda Bambu


Udara segar di pagi hari yang senantiasa menemaniku saat terbangun dari tidur, pepohonan yang rindang yang seringkali ku telusuri ketika berangkat ke sekolah, kendaraan yang sangat terbatas, hingga tidak adanya polusi saat itu, sungguh suasana hidup yang segar dan sehat dengan udara yang bersih tanpa polusi, lain halnya saat aku beranjak dewasa dan memulai perantauanku untuk mencari ilmu di kota besar demi meraih masa depan yang sudah aku cita-citakan. Negara Indonesia yang selama ini kita ketahui sebagai paru-paru dunia, sekarang aku rasa nama itu sudah tidak layak lagi dengan melihat kondisi Indonesia saat ini, dimana hutan-hutan yang dulu belantara sekarang menjadi gundul, dan yang sangat penting untuk diketahui Indonesia mengalami angka polusi yang cukup tinggi terutama di Kota Jakarta. Karena itu tidak ada lagi udara yang sehat dan sangat sulit untuk mendapatkan udara bersih di kota besar seperti Jakarta.
Dewasa ini fenomena hari bebas kendaraan (car free day) telah menjadi pemandangan setiap minggunya di beberapa kota besar di Indonesia seperti Bandung dan Jakarta. Di acara hari bebas kendaraan ini banyak masyarakat yang bersepeda menikmati segarnya udara di pagi hari minggu. Saya mempunyai sebuah ide membuat sepeda yang terbuat dari bambu karena disamping materialnya yang relatif murah, mudah didapat, mudah didaur ulang bahkan sangat ramah lingkungan. Selain itu dilihat dari kondisi geografis, botanis dan demografis Indonesia mendukung industri pasar sepeda bambu. Sepeda bambu ini juga proses pembuatannya tidak menimbulkan jejak karbon yang tinggi seperti pembuatan sepeda biasa, dimana sepeda yang biasa kita kenal terbuat dari besi, aluminium alloy dan karbon.
Di tahun ini saya berencana untuk merakit sepeda bambu yang akan saya pakai untuk acara car free day dan menjelajahi kota Bandung setiap minggunya.Seiring dengan pembatasan carbon untuk mencegah pemanasan global, sepeda bambu adalah solusi yang benar-benar hijau untuk bumi, ayolah dengan hidup sehat kita berpartisipasi untuk menuju the green world.

1 komentar: